Jumat, 06 Maret 2015

Tips Mengatasi Buah Restan di Lapangan



Buah Restan sudah tidak asing lagi bagi anda yang pernah bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit. Restan adalah buah kelapa sawit yang sudah dipanen namun tidak terangkut ke Pabrik. Perusahaan Kelapa Sawit manapun pasti menginginkan nol restan di lapangan, artinya tidak ada buah yang tertinggal di lapangan. Restan menjadi salah satu problem yang tidak pernah selesai dan akan menjadi tantangan besar bagi anda sebagai Staff di Lapangan, Asisten maupun sebagai Askep.
Ada beberapa factor yang menyebabkan buah tidak terangkut ke PKS (Restan);
1.      Kedisiplinan.
Kedisiplinan saya letakkan pada urutan pertama sebab betapun banyak factor lain yang menjadi problem, namun jika pekerjaan dilandasi dengan disiplin dan tanggungjawab maka semua akan bisa terselesaikan. Perusahaan tempat saya bekerja memiliki 5 (lima) motto, 2 (dua) diantaranya ialah “Kerja Keras” dan “Pantang Menyerah”. Saya sangat setuju dengan motto ini sebab semua pekerjaan pasti ada masalah. Apabila masalah-masalah ini dikerjakan, dilaksanakan dan dilalui dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, saya yakin bisa terselesaikan.
2.      Cuaca.
Disamping hujan bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman, hujan juga berdampak negatif terhadap pengangkutan hasil panen ke Pabrik (PKS). Curah Hujan yang tinggi menyebabkan akses jalan menjadi rusak sehingga tidak bisa dilalui oleh Dump Truck dalam kegiatannya mengangkut buah.
3.      Jumlah Unit Pengangkut Buah.
Produksi TBS yang melambung tinggi apabila tidak disertai dengan jumlah unit pengangkut ke PKS, maka buah hasil panen dipastikan akan restan. Sebelum memulai kegiatan panen, seorang kerani produksi seharusnya sudah memiliki rencana kerja yang matang dalam mengatasi masalah ini yang dituangkan dalam rencana kerja harian (RKH).
4.      Kondisi kenderaan pengangkut buah.
Apabila kenderaan rusak, maka pengaruh yang paling besar adalah terhadap pengangkutan TBS.
Meskipun hasil panen di lapangan sampai pada tingkat maximum, namun akan terkendala pada pengangkutan jika dump trucknya banyak yang tidak beroperasi karena breakdown (rusak).
5.      Akses Jalan
Jalan yang belum dikondisikan untuk pengangkutan (belum ada sirtu) sering kali menjadi problem yang menyebabkan terjadi buah restan. Walaupun cuaca bagus, tetapi akses jalan tersebut belum layak untuk dijadikan sebagai akses pengangkutan, maka Dumptruck-dumptruck pengangkut buah akan terpuruk/amblas di tengah jalan. Hal ini wajar karena kapasitas damptruck mencapai 5 s/d 6 ton per unit (belum termasuk berat Dump Trucknya).

Dari keempat point di atas, nyatalah bagi kita bahwa buah restan menjadi problem yang tidak pernah terselesaikan di Perkebunan khususnya Perkebunan di bidang kelapa sawit. Lalu apa dampak yang ditimbulkan akibat tidak terangkutnya buah ke PKS? Berikut ini adalah beberapa dampak yang mendasar dari buah restan:
1.       Buah yang diangkut ke Pabrik mengalami penyusutan.
2.       Tingginya ALB (Asam Lemak Basah).
3.       Mengurangi Rendemen.
4.       Penghasilan Karyawan Panen berkurang.
Kesimpulan dari dampak yang ditimbulkan di atas adalah kerugian besar bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Oleh karena itu, penanganan Restan harus mendapat perhatian serius dari barbagai kalangan di dalam lingkup Perusahaan.
Ada beberapa tips mengatasi buah restan yang saya rangkum selama bekerja di Perusahaan Perkebunan, antara lain;
1.    Meningkatkan kedisiplinan para Kerani Produksi dan Tukang Muat untuk terus serius dalam menyelesaikan buah di lapangan, artinya jangan pulang sebelum semua buah terangkut ke PKS.
2.    Meningkatkan jumlah Hari Kerja Efektif (HKE) para Kerani Panen dan Tukang Muat (memberi izin untuk tidak masuk kerja apabila ada hal-hal tertentu yang bersifat wajib dan urgent).
3.  Berfikir kreatif dalam mengatasi/mengelola cuaca apabila terjadi hujan; membuat petugas khusus yang dipekerjakan untuk rawat jalan (timbun jalan, buang air di jalan), melakukan rempes pelepah agar badan jalan dapat di bawah sinar matahari langsung dengan tujuan supaya jalan tersebut cepat kering.
4.     Membuat jalur selokan/parit agar jalan yang tergenang air tidak kena ke badan jalan.
5.   Menambah jumlah kenderaan pada musim hujan. Kecepatan pengangkutan buah pada cuaca normal (musim kering) dibandingkan pada musim hujan sangatlah berbeda. Musim hujan adalah musim yang sangat menyebabkan terjadinya restan di lapangan. Oleh karena itu jumlah kenderaan harus ditambah dan alat berat pendukung juga harus standby untuk membantu apabila kenderaannya amblas/terpuruk di tengah jalan.
6.    Mobil dump truck ataupun jhonder pengangkut buah harus benar-benar dalam kondisi baik. Asisten dalam hal ini Asisten Workshop harus melaksanakan tugasnya untuk menuntaskan penyelaian perbaikan kenderaan yang rusak demi kelancaran pengangkutan buah di lapangan.
7.    Membuat program sirtu untuk akses jalan produksi. Jalan produksi adalah jalan yang dikhususkan untuk mengangkut buah hasil panen. Penyertuan yang dilakukan untuk jalan ini sangat efesien untuk kelancaran pengangkutan buah ke PKS sehingga buah di lapangan tidak ada yang tertinggal.


Terimakasih telah singgah di Blog saya, sebelum anda pamit harap beri komentar di bawah atau like artikel ini.