Buah Restan sudah tidak asing
lagi bagi anda yang pernah bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit. Restan adalah
buah kelapa sawit yang sudah dipanen namun tidak terangkut ke Pabrik. Perusahaan
Kelapa Sawit manapun pasti menginginkan nol restan di lapangan, artinya tidak
ada buah yang tertinggal di lapangan. Restan menjadi salah satu problem yang
tidak pernah selesai dan akan menjadi tantangan besar bagi anda sebagai Staff
di Lapangan, Asisten maupun sebagai Askep.
Ada beberapa factor yang
menyebabkan buah tidak terangkut ke PKS (Restan);
1. Kedisiplinan.
Kedisiplinan saya letakkan pada urutan pertama sebab
betapun banyak factor lain yang menjadi problem, namun jika pekerjaan dilandasi
dengan disiplin dan tanggungjawab maka semua akan bisa terselesaikan. Perusahaan
tempat saya bekerja memiliki 5 (lima) motto, 2 (dua) diantaranya ialah “Kerja
Keras” dan “Pantang Menyerah”. Saya sangat setuju dengan motto ini sebab semua
pekerjaan pasti ada masalah. Apabila masalah-masalah ini dikerjakan,
dilaksanakan dan dilalui dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, saya
yakin bisa terselesaikan.
2. Cuaca.
Disamping hujan bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman,
hujan juga berdampak negatif terhadap pengangkutan hasil panen ke Pabrik (PKS).
Curah Hujan yang tinggi menyebabkan akses jalan menjadi rusak sehingga tidak
bisa dilalui oleh Dump Truck dalam kegiatannya mengangkut buah.
3. Jumlah Unit Pengangkut Buah.
Produksi TBS yang melambung tinggi apabila tidak
disertai dengan jumlah unit pengangkut ke PKS, maka buah hasil panen dipastikan
akan restan. Sebelum memulai kegiatan panen, seorang kerani produksi seharusnya
sudah memiliki rencana kerja yang matang dalam mengatasi masalah ini yang
dituangkan dalam rencana kerja harian (RKH).
4. Kondisi kenderaan pengangkut buah.
Apabila kenderaan rusak, maka pengaruh yang paling
besar adalah terhadap pengangkutan TBS.
Meskipun hasil panen di lapangan sampai pada tingkat
maximum, namun akan terkendala pada pengangkutan jika dump trucknya banyak yang
tidak beroperasi karena breakdown (rusak).
5. Akses Jalan
Jalan yang belum dikondisikan untuk pengangkutan (belum ada
sirtu) sering kali menjadi problem yang menyebabkan terjadi buah restan.
Walaupun cuaca bagus, tetapi akses jalan tersebut belum layak untuk dijadikan
sebagai akses pengangkutan, maka Dumptruck-dumptruck pengangkut buah akan
terpuruk/amblas di tengah jalan. Hal ini wajar karena kapasitas damptruck
mencapai 5 s/d 6 ton per unit (belum termasuk berat Dump Trucknya).
Dari keempat point di atas,
nyatalah bagi kita bahwa buah restan menjadi problem yang tidak pernah
terselesaikan di Perkebunan khususnya Perkebunan di bidang kelapa sawit. Lalu
apa dampak yang ditimbulkan akibat tidak terangkutnya buah ke PKS? Berikut ini
adalah beberapa dampak yang mendasar dari buah restan:
1.
Buah yang diangkut ke Pabrik mengalami
penyusutan.
2.
Tingginya ALB (Asam Lemak Basah).
3.
Mengurangi Rendemen.
4.
Penghasilan Karyawan Panen berkurang.
Kesimpulan dari dampak yang
ditimbulkan di atas adalah kerugian besar bagi perusahaan maupun bagi karyawan.
Oleh karena itu, penanganan Restan harus mendapat perhatian serius dari
barbagai kalangan di dalam lingkup Perusahaan.
Ada beberapa tips mengatasi buah
restan yang saya rangkum selama bekerja di Perusahaan Perkebunan, antara lain;
1. Meningkatkan kedisiplinan para Kerani Produksi
dan Tukang Muat untuk terus serius dalam menyelesaikan buah di lapangan,
artinya jangan pulang sebelum semua buah terangkut ke PKS.
2. Meningkatkan jumlah Hari Kerja Efektif (HKE) para
Kerani Panen dan Tukang Muat (memberi izin untuk tidak masuk kerja apabila ada
hal-hal tertentu yang bersifat wajib dan urgent).
3. Berfikir kreatif dalam mengatasi/mengelola cuaca
apabila terjadi hujan; membuat petugas khusus yang dipekerjakan untuk rawat
jalan (timbun jalan, buang air di jalan), melakukan rempes pelepah agar badan
jalan dapat di bawah sinar matahari langsung dengan tujuan supaya jalan
tersebut cepat kering.
4. Membuat jalur selokan/parit agar jalan yang
tergenang air tidak kena ke badan jalan.
5. Menambah
jumlah kenderaan pada musim hujan. Kecepatan pengangkutan buah pada cuaca
normal (musim kering) dibandingkan pada musim hujan sangatlah berbeda. Musim
hujan adalah musim yang sangat menyebabkan terjadinya restan di lapangan. Oleh
karena itu jumlah kenderaan harus ditambah dan alat berat pendukung juga harus
standby untuk membantu apabila kenderaannya amblas/terpuruk di tengah jalan.
6. Mobil dump truck ataupun jhonder pengangkut buah
harus benar-benar dalam kondisi baik. Asisten dalam hal ini Asisten Workshop
harus melaksanakan tugasnya untuk menuntaskan penyelaian perbaikan kenderaan
yang rusak demi kelancaran pengangkutan buah di lapangan.
7. Membuat program sirtu untuk akses jalan
produksi. Jalan produksi adalah jalan yang dikhususkan untuk mengangkut buah
hasil panen. Penyertuan yang dilakukan untuk jalan ini sangat efesien untuk
kelancaran pengangkutan buah ke PKS sehingga buah di lapangan tidak ada yang
tertinggal.
Terimakasih telah singgah di Blog
saya, sebelum anda pamit harap beri komentar di bawah atau like artikel ini.
Siip terima kasih, untuk menambah wawasan dan konsep berpikir.
BalasHapus🙏🙏
BalasHapusSip.tq.
BalasHapusSangat bermamfat buat saya jurusan perkebunan 👍👍👍👍
BalasHapus