Mengapa setiap perusahaan pekebunan selalu ada Rencana Kerja
Tahunan (RKT), Rencana Kerja Bulanan (RKB) bahkan Rencana Kerja Harian (RKH)?
Perusahaan-perusahaan yang besar tentunya harus memiliki struktur organisasi
yang baik dan tidak telepas dari Anggaran Tahunan atau disebut Budget. Dari Budget
Tahunan ini lahirlah Rencana Kerja Bulanan kemudian dirincikan lagi secara
detail dalam Rencan Kerja Harian.
Ada ungkapan seorang ahli Budgeting di Perusahaan tempat
saya bekerja; “tidak merencanakan sesuatu berarti telah merencanakan kegagalan”.
Wah……luar biasa. Mungkin kalau kita mengelola kebun kita yang luasnya 2 (dua)
hektar, tak perlu kita buat anggaran. Mengapa? Karena kita bisa mengontrol
segala sesuatu untuk operasionalnya baik biaya maupun pekerjaannya di lapangan.
Dari penjelasan saya di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan dari
perencanaan atau anggaran di suatu perusahaan tiada lain dan tiada bukan adalah
untuk mengontrol biaya dalam mencapai hasil maximum sesuai dengan yang telah
ditargetkan.
Dalam membuat anggaran ada ketentuan-ketentuan yang harus
kita perhatikan:
1.
Membuat Anggaran harus berazaskan prinsip ekonomi (modal sekecil-kecilnya, hasil sebesar-besarnya). Perusahaan besar yang bisnisnya di bidang perkebunan sawit yang menjadi
tolak ukurnya adalah HPP (Harga Pokok Produksi) atau Perusahaan Perkebunan lain
menyebutnya Cost Prize. Harga Pokok Produksi (HPP) adalah biaya yang dibutuhkan
untuk menciptakan 1 (satu) Kg Buah. Anggaran yang telah dibuat ini akan
dibandingkan dengan actual per bulan hingga actual per tahun. Adakalanya actual
(realisasi biaya) melebihi biaya yang telah dianggarkan. Walaupun demikian,
membuat anggaran tidak boleh telalu besar karena pihak perusahaan menjalin
kerjasamanya dengan Bank ataupun para pemegang saham lainnya. Jika HPP-nya saja
tinggi, tentu anda tahu bagaimana mitra perusahaan tersebut di mata para pemegang
saham dan Bank.
2.
Membuat Anggaran (Budget) tidak boleh di bawah
standart, artinya biayanya tidak boleh terlalu murah. Membuat anggaran di bawah
harga, pada umumnya jarang terjadi karena pada saat kita membuat budget semua
sudah terpikir bagi kita mengenai biaya yang akan dikeluarkan 1 (satu) tahun ke
depan. Budget yang terlalu rendah akan mengakibatkan kegiatan operasional di
kebun terkendala.
3. Biaya yang termasuk dalam HPP atau Cost Prize
adalah; biaya pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM), Biaya Umum dan Biaya
Panen/pengangkutan. Biaya TM terdiri dari biaya pengawasan, biaya pemeliharaan
jalan, biaya pemeliharaan parit, biaya Tanam Sisip, biaya pemeliharaan
gawangan, pemeliharaan piringan/pasar pikul, TPH/Titi Panen, biaya peralatan,
biaya pemupukan dan yang terakhir adalah biaya pengangkutan. Yang termasuk
biaya Umum adalah gaji Staff, Gaji keamanan, gaji Kerani, biaya ATK, biaya
Listrik, biaya perumahaan, bonus karyawan, biaya Sosial, dll. Total Biaya umum
ini diproporsi sesuai jumlah luas sehingga biayanya dapat teralokasi ke
masing-masing TM dan TBM. Biaya panen yang termasuk dalam HPP adalah biaya
pengawasan (mandor panen, kerani panen), biaya panen (gaji karyawan panen),
biaya muat bongkar TBS, alat perlengkapan panen dan biaya pengangkutan ke
pabrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar