Sabtu, 28 Februari 2015

Pentingnya Membuat Anggaran (Budget) di Perusahaan Perkebunan


Mengapa setiap perusahaan pekebunan selalu ada Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Bulanan (RKB) bahkan Rencana Kerja Harian (RKH)? Perusahaan-perusahaan yang besar tentunya harus memiliki struktur organisasi yang baik dan tidak telepas dari Anggaran Tahunan atau disebut Budget. Dari Budget Tahunan ini lahirlah Rencana Kerja Bulanan kemudian dirincikan lagi secara detail dalam Rencan Kerja Harian.
Ada ungkapan seorang ahli Budgeting di Perusahaan tempat saya bekerja; “tidak merencanakan sesuatu berarti telah merencanakan kegagalan”. Wah……luar biasa. Mungkin kalau kita mengelola kebun kita yang luasnya 2 (dua) hektar, tak perlu kita buat anggaran. Mengapa? Karena kita bisa mengontrol segala sesuatu untuk operasionalnya baik biaya maupun pekerjaannya di lapangan. Dari penjelasan saya di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan dari perencanaan atau anggaran di suatu perusahaan tiada lain dan tiada bukan adalah untuk mengontrol biaya dalam mencapai hasil maximum sesuai dengan yang telah ditargetkan.
Dalam membuat anggaran ada ketentuan-ketentuan yang harus kita perhatikan:
1.       Membuat Anggaran harus berazaskan prinsip ekonomi (modal sekecil-kecilnya, hasil sebesar-besarnya). Perusahaan besar yang bisnisnya di bidang perkebunan sawit yang menjadi tolak ukurnya adalah HPP (Harga Pokok Produksi) atau Perusahaan Perkebunan lain menyebutnya Cost Prize. Harga Pokok Produksi (HPP) adalah biaya yang dibutuhkan untuk menciptakan 1 (satu) Kg Buah. Anggaran yang telah dibuat ini akan dibandingkan dengan actual per bulan hingga actual per tahun. Adakalanya actual (realisasi biaya) melebihi biaya yang telah dianggarkan. Walaupun demikian, membuat anggaran tidak boleh telalu besar karena pihak perusahaan menjalin kerjasamanya dengan Bank ataupun para pemegang saham lainnya. Jika HPP-nya saja tinggi, tentu anda tahu bagaimana mitra perusahaan tersebut di mata para pemegang saham dan Bank.
2.       Membuat Anggaran (Budget) tidak boleh di bawah standart, artinya biayanya tidak boleh terlalu murah. Membuat anggaran di bawah harga, pada umumnya jarang terjadi karena pada saat kita membuat budget semua sudah terpikir bagi kita mengenai biaya yang akan dikeluarkan 1 (satu) tahun ke depan. Budget yang terlalu rendah akan mengakibatkan kegiatan operasional di kebun terkendala.
3.    Biaya yang termasuk dalam HPP atau Cost Prize adalah; biaya pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM), Biaya Umum dan Biaya Panen/pengangkutan. Biaya TM terdiri dari biaya pengawasan, biaya pemeliharaan jalan, biaya pemeliharaan parit, biaya Tanam Sisip, biaya pemeliharaan gawangan, pemeliharaan piringan/pasar pikul, TPH/Titi Panen, biaya peralatan, biaya pemupukan dan yang terakhir adalah biaya pengangkutan. Yang termasuk biaya Umum adalah gaji Staff, Gaji keamanan, gaji Kerani, biaya ATK, biaya Listrik, biaya perumahaan, bonus karyawan, biaya Sosial, dll. Total Biaya umum ini diproporsi sesuai jumlah luas sehingga biayanya dapat teralokasi ke masing-masing TM dan TBM. Biaya panen yang termasuk dalam HPP adalah biaya pengawasan (mandor panen, kerani panen), biaya panen (gaji karyawan panen), biaya muat bongkar TBS, alat perlengkapan panen dan biaya pengangkutan ke pabrik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar